Seberapa bahayakah Fosfat jika tercemar di dalam air yang kita minum?

Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL) atau berdasarkan kandungan P2O5.

Image003

Fosfat adalah sumber utama unsur  kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air, tapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam.

Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %. Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O). Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan.

Di Indonesia, jumlah cadangan fosfat yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Terdapat antara lain di Propinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, NTT, Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya. Sementara eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 – 5 meter. Selanjutnya, dilakukan pengambilan contoh untuk analisis kandungan fosfat. Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi total diketahui.

Fosfat dalam makanan, terdapat antara lain di susu, keju, cokelat, es krim, telur dan makanan laut. Dalam keadaan normal, fosfat diperlukan untuk perpindahan energy dan saraf. Kerusakan ginjal menyebabkan penumpukan fosfat di dalam tubuh. Fosfat yang tidak dapat dibuang, akan mengerak dan menumpuk di bawah kulit. Hal tersebut dapat menyebabkan gatal-gatal dan infeksi pada kulit.

Untuk industri, fosfat digunakan antara lain dalam pembuatan bubuk deterjen. Deterjen adalah senyawa organik, yang memiliki dua kutub dan bersifat non-polar karakteristik. Ada dua jenis karakteristik detergen yang berbeda yaitu fosfat deterjen dan surfaktan deterjen. Pada umumnya deterjen yang mengandung fosfat akan terasa panas ditangan, sedangkan surfaktan adalah jenis deterjen yang sangat beracun. Perbedaan kedua jenis deterjen itu adalah deterjen surfaktan lebih berbusa dan bersifat emulsifying deterjen. Disisi lain fosfat deterjen adalah deterjen yang membantu menghentikan kotoran dalam air.


Zat yang terkandung dalam detergen juga digunakan dalam formulasi pestisida. Degradasi alkylphenol polyethoxylates (non-ion) dapat menyebabkan pembentukan alkylphenols (terutama nonylphenols) yang bertindak sebagai endokrin pengganggu jika limbah deterjen bercampur dengan air limbah lain di saluran air.

Deterjen memiliki efek beracun dalam air. Deterjen juga memiliki andil besar dalam menurunkan kualitas air. Sehingga air yang tercemar oleh deterjen tidak baik bagi kesehatan. Di antaranya adalah dapat menimbulkan penyakit kulit (kulit kasar). Salah satu solusi yang baik untuk mencegah hal tersebut adalah dengan menggunakan filter air (water treatment system).

______________________________________________________________________________

untuk info lebih lanjut, hubungi kami

      
                  Waterplus
“Your Happiness is our Solutions”

 HWI Lindeteves Lantai 1 Blok B 28 – 29
Glodok – Jakarta
Phone   : 021 6246551/52
Fax        : 021 6280632
E-Mail    : info@waterpluspure.com

Tinggalkan komentar